SEJARAH


SEJARAH KECANTIKAN RATU CLEOPATRA

Lalu dari ketujuh Cleopatra tersebut, mana yang paling terkenal dan
juga tercantik..? Ia adalah Cleopatra VII. Sedemikian jelitanya ratu
yang satu ini, sampai bisa memikat hati dua penguasa Romawi yaitu Julius
Caesar dan Mark Anthony, di dua jaman berbeda.
Akibat daya tarik Cleopatra ini pula, Triumvirate (tiga penguasa)
Romawi jadi bertikai satu sama lain. Demi mendapatkan Cleopatra, Mark
Anthony rela meninggalkan istrinya, yang merupakan adik Octavianus.

Terang saja Octavianus marah besar. Ia pun menyerang Mark Anthony dan
Cleopatra dengan menggunakan armada tempurnya. Pasukan Mark Anthony
dan Cleopatra kalah dalam pertempuran di Actium, Yunani tahun 33 sM.
Bak drama Romeo dan Juliet yang terlalu cepat 15 abad – Mark Anthony
dan Cleopatra bermaksud meneruskan cinta mereka di “alam baka”. Keduanya
bunuh diri. Mark Anthony bunuh diri dengan menikam diri menggunakan
pedang, dan akhirnya meninggal di pangkuan Cleopatra. Sementara sang
ratu melakukan bunuh diri dengan membiarkan dirinya dipatuk ular Asp (Kobra
Mesir).
Setelah meninggalnya Cleopatra, Mesir jatuh dalam kekuasaan Octavianus,
yang selanjutnya menjadi Kaisar Terbesar Romawi – dengan nama baru :
Kaisar Augustus, yang namanya sekarang kita pakai sebagai nama bulan.



KOTA BAWAH LAUT YUNANI

Para geo-arkeologi laut kembali membuat prestasi besar dengan keberhasilannya mengungkap keberadaan kota kuno yang terendam di bawah laut. Kota bernama Pavlopetri di Yunani ini diperkirakan eksis pada jaman perunggu yakni 5000-6000 tahun lalu atau 12000 tahun lebih awal dari yang diperkirakan semula. Yang menarik, jejak keberadaan kota yang tenggelam 4-5 meter di bawah laut ini masih terlihat jelas, termasuk runtuhan bangunan serta benda-benda peninggalannya seperti tembikar, keramik, dll.
Proyek pengungkapan kota ini dilaksanakan oleh suatu tim multidisipliner, termasuk Dr Flemming, yang dipimpin oleh Mr Elias Spondylis, Ephorate dari Underwater Antiquities dari Kementerian Kebudayaan Hellenic di Yunani dan Dr Jon Henderson, seorang arkeolog bawah air dari Departemen Arkeologi di Universitas Nottingham.

Kota kuno bawah air ini pertama kali ditemukan pada tahun 1967 oleh Flemming, kemudian di National Institute of Oceanography. Ia dulu memperkirakan kota itu berasal pada jaman perunggu 2000 BC. Flemming kemudian bergabung dengan tim dari Cambridge University pada1968, untuk melakukan penelitian.

Hasilnya diterbitkan oleh The British School di Athena pada tahun 1969, namun setelah itu tidak ada tindak lanjutnya. Penelitian itu stag’ selama 40 tahun, Sejak itu tidak ada lagi peneliti yang masuk ke sana untuk mengungkap misteri kota kuno itu. Tahun 70-an Flemming bergabung dengan arkeolog dari University of Nottingham dan Ephorate dari Underwater Antiquities dari Kementerian Kebudayaan Hellenic, kembali memulai penelitian pada situs kuno itu.
“Apa yang kami temukan di sini adalah sesuatu yang dua atau bahkan tiga ribu tahun lebih tua daripada sebagian besar kota terendam yang telah dipelajari,” kata Flemming: “Dan uniknya, kami memiliki rencana kota yang lengkap, utama jalan-jalan dan semua bangunan domestik. Kita dapat mempelajari bagaimana itu digunakan sebagai pelabuhan, di mana kapal-kapal datang dan bagaimana perdagangan dikelola. ” jelasnya.

Dr. Jon Henderson, seorang arkeolog dari Universitas Nottingham, bergabung memimpin penelitian dengan Elias Spondylis dari Benda Purbakala Bawah Air Ephorate bagian dari Kementrian Kebudayaan Hellenic di Yunani. Dr. Henderson adalah arkeolog pertama dalam 40 tahun yang mendapat surat izin resmi dari pemerintah Yunani untuk bekerja di sana.

“Hal ini sangat menggairahkan. Saya pernah membaca tentang situs ini ketika saya masih muda dan sulit dipercaya bahwa saya bukan hanya menyelam di sana tetapi juga berkesempatan untuk mengerjakannya. Kemudian kami menemukan sekitar 9.000 meter persegi gedung baru yang baru-baru ini tampak karena pergerakan di pasir, sungguh luar biasa,” kata Dr. Henderson.




Belajar Tata Kota dari Pompeii, Situs Terpendam di Italia

 

Layaknya Kota Abad Ke-21, Sudah Ada Spa dan Gimnastik
Mengunjungi situs Pompeii, Italia,serasa masuk ke peradabanmodern. Sama sekali tidakterbayang bahwa kota seluas 66hektare itu dibangun pada abadkeenam sebelum Masehi. Berikutlaporan kunjungan mantanwartawan INDOPOS MARIA
PARAMITA WARDHANI yangsedang menempuh pendidikan S-2di Napoli. Italia. KOTA yang terpendam selama 1.600 tahun akibat letusan Gunung Vesuvius itu menunjukkan kelihaian bangsa Romawi dalam membangun kota. Saat letusan terjadi pada tahun 79 setelah Masehi, Pompeii masih dalam tahap berbenah.
Pada 17 tahun sebelumnya, kota tersebut nyaris hancur akibat gempa bumi hebat. Para arkeolog memperkirakan letusan yang me-nenggelamkan kota berjarak 8 kilometer dari Vesuvius itu terjadi sekitar pukul 10.00. Hingga kini, ada dua versi mengenai kepas-tian hari nahas tersebut. Sebagian menyalakan, bencana itu terjadi pada Agustus. Namun, versi lain mengatakan bahwa bencana tersebut tidak terjadi pada musim panas, melainkan saat pengujung musim gugur.
Beberapa fakta menunjukkan, jasad yang ditemukan mengenakan pakaian relatif tebal, bukan tipikal pakaian musim panas. Selain itu. relik buah-buahan dan botol-botol wine yang masih "tersegel" menunjukkan musim panas usai. Letusan yang diawali dengan gempa bumi menyebabkan sebagian penduduk terjebak di dalam rumah. Terpaan gas beracun, abu, dan lava gunung berapi memusnahkan penghuni kota itu.




Selama 1.600 tahun terpendam dan terlupakan, tak membuat Pompeii lapuk dimakan zaman. Selimut abu dan lava sedalam enam meter tanpa rongga udara dan kelembaban itu justru mengawetkan seluruh bagian kota. Pompeii bukan mati, tapi seperti diawetkan di dalam peti es Kekal melewati 16 abad, meninggalkan jejak untuk mengenal lebih dalam Pompeiian, sebutan untuk warga Pompeii, termasuk kebiasaan dan budaya mereka. Pada akhir abad ke-16, arsitek Domenico Fontana menemukan Pompeii saat menggali sambungan kanal dari Sungai Samo. Namun, penggalian secara resmi baru dilakukan pada era Raja Charles Bourbon pada tahun 1748.
Kota yang diperkirakan berpenduduk 20.000jiwa itu berfasilitas lengkap. Layaknya kota pada abad ke-21. Satu rancangan kota yang sangat sempurna. Strukturkota dengan jalan membentuk formasi grid dengan bangunan rumah dan toko di dua sisi jalan. Kota itu tidak dibagi sesuai dengan pola-pola Kota Romawi pada umumnya karena topogra-finya yang terletak di kaki gunung. Lebar jalannya pun masih relevan untuk ukuran kota zaman sekarang. Infrastruktur yang lain, seperti sistem distribusi air minum ke seluruh penjuru kota, sudah dilakukan dengan rapi. Pipa-pipa besi menyambungkan sumber air ke 25 fountain yang tersebar di seluruh kota. Termasuk ke empat pemandian umum, yang salah satu di antaranya dilengkapi dengan fasilitas spa.



Fasilitas publik yang lain, seperti gimnastik lengkap dengan kolam renang, ada di Pompeii. Gimnastik ditujukan untuk keperluan masyarakat dan juga sebagai sarana latihan militer. Empat teater dan satu ampiteater melengkapi kawasan yang dinobatkan sebagai situs arkeologi paling banyak dikunjungi di dunia tersebut. "Ampiteater ini merupakan bangunan ampiteater paling well-conserve di Italia," terang Luigi DAniello, pengajar di Jurusan Arsitektur Universitas Federico II Napoli, saat mendampingi kunjungan penulis ke Pompeii.
Mereka sudah memperhitungkan dengan cermat faktor crowdcontrol saat membangun ampiteater. Bangunan yang mampu menampung 20.000 penonton itu berada di ujung selatan kota. Dengan begitu, jika terjadi kerusuhan saat pertandingan gladiator, kelancaran mobilitas di dalam kota tidak terpengaruh. "Pada cra tersebut, perang antar-f//wi (suporter. Red) gladiator dari wilayah yang berbeda sering terjadi." ungkapnya.
Kondisi di Pompeii itu persis dengan perang antarsuporter bola yang terjadi pada era sekarang. Dan, kala itu para pendesain kota telah mengantisipasi dengan baik. Misalnya, denah ampiteater yang memisahkan beberapa zonadan pintu masuk untuk penonton. Mereka.juga sudah membuat struktur atap tenda raksasa untuk melindungi para penonton dari terpaan hujan.
Gedung teater adalah bagian tak terpisahkan dari budaya Romawi kuno. Para penguasa menjadikan teater sebagai cara untuk meredam emosi warga. "Keutuhan bangsa dan negara adalah hal yang utama. Kalau penduduk stres dan tidak puas, mereka punya sarana untuk melampiaskan emosinya di teater, bukan melampiaskan proles ke pemerintah." papar Luigi.
Tak heran jika teater dan ampiteater selalu menjadi bagian takterpisahkan dari sebuah struktur Kota Romawi. Bangunan penting lainnya adalah forum. Itu adalah ruang publik utama kota di Pompeii. Ruang tersebut terdiri atas sebuah lapangan luas yang dikelilingi kuil religius, bangunan politik, gedung pemerintahan, dan bisnis center. Sisa-sisa kemegahan bangunan pelayanan administrasi publik itu dapat dirasakan hingga kini. Begitu pula halnya dengan bangunan religius seperti kuil untuk Appolo, Dewa Venus, dan beberapa dewa yang lain.
Sejumlah besar bangunan rumah turut menambah kekayaan Pompeii sebagai situs arkeologiterlengkap saat ini. Sebagian besar rumah di Pompei dinamai sesuai dengan relik yang ditinggalkan dalam rumah tersebut. Salah satu rumah yang ternama di Pompeii adalah Villa dei Misteri, rumah misteri.
Nama itu diambil dari lukisan besar di dinding rumah tersebut yang menggambarkan proses ritual kuno Dyonisian. Rumah itu mempunyai tata ruang yang harmonis, dengan lay out ruangan yang unik. Ada pula rumah Faun (tokoh mistik berwujud pria bcrtanduk dan berekor). Patung Faun di tengah kolam ditasbihkan untuk menyebut rumah dengan kebun bunga tersebut.